Minggu, 31 Agustus 2008

MARADONA SAYONARA


MARADONA…SAYONARA!!


Salah satu hobby ku adalah sepak bola.Jika Manchester United adalah klub pujaanku, maka pemain sepak bola idolaku sepanjang masa adalah El Pibe De Oro atau si anak ajaib dari Argentina yaitu Diego Armando Maradona Dibawah ini adalah tulisanku tentang Maradona yang dimuat di majalah Transferin ( Majalah di fakultas Kedokteran Unissula Semarang ) dengan judul Maradona…Sayonara. Tahunnya aku lupa tapi yang jelas saat aku masih kuliah. Sebenarnya ada 2 tulisan tentang Maradona, tapi yang satu arsipnya hilang entah kemana.

Di belantara sepak bola dunia, mana ada pemain yang memiliki bakat sedahsyat Diego Armando Maradona? Tidak juga Yohan Cruyff, Becenbeaur, Eric Cantona, Roberto Baggio Gullit, Van Basten, Juninho, Ronaldo, bahkan Pele pun tidak. Hanya ada satu Diego, hanya ada satu yang memiliki bakat seperti titisan dewa yang daya theatrical magicnya melebihi sejuta ilusi yang dimiliki David Coperfield. Namanya akan menjadi legenda tersendiri, diantara legenda-legenda sepak bola seperti Alfredo de Stefano, Puskas, Kocsis, Bobby Moore, Fontaine, Gerd Muller, Maradona akan berdiri sebagai legenda yang paling legendaris lengkap dengan segala kontroversinya.
Tapi sang legenda sekarang ini lagi sakit. Berita terakhir menyebutkan bahwa sang dewa diancam hukuman penjara selama 4 tahun akibatnya ulahnya menembak paparazzi didepan rumahnya. Pengadilan menolak banding Maradona.Dan apabila dikaitkan dengan keterlibatan Maradona dengan kokain, tampaknya inilah akhir dari perjalanan karier Maradona. Sebuah akhir yang memilukan, sebuah ending yang sungguh sangat menyesakkan dada.
Belakangan ini nama Maradona memang redup. Jago-jago baru datang silih berganti, pemain-pemain muda datang dengan senjatanya masing-masing.Tapi seperti yang saya katakan di atas, dalam atmosfer sepak bola, nama Maradona selalu mendapatkan porsi utama. Ini saya tekankan terlebih dalam hal penikmatan permainan sepakbola. Ada yang mempertegas pendapat ini terutama soal penikmatan permainan dalam olahraga. Jika ingin menikmati permainan basket dengan kenikmatan rasa yang tinggi, tontonlah Michael Jordan, jika ingin melihat tinju yang tidak hanya menyajikan darah dan kebrutalan, tontonlah Casius Clay atau yang lebih terkenal dengan nama Mohamad Ali, jika ingin memuaskan batin kita dengan keindahan permainan bulutangkis, lihatlah maestro buli tangkis kita Rudi Hartono Kurniawan. Nama-nama diatas adalah jaminan mutu untuk kepuasan keindahan permainan. Bagaimana dengan sepak bola? Tidak ada aktor lain yang mampu memuaskan batin kita selain Maradona.Dengan gaya ortodoksnya yang hanya mengandalkan kaki kirinya ( karena dia memang kidal ) sedangkan kaki kanan hanya untuk menopang keseimbangan tubuhnya, dia telah membuat dunia terlena seperti menikmati alunan saxophone Kenny G. Dribllingnya,gocekannya, kontrlonya, tembakan lengkungnya, semuanya seperti mutiara. Maka syah-syah saja ketika Tika Bisono seorang psikolog kondang dan juga seorang penyanyi pernah mengatakan bahwa Maradona adalah tukang sihir dan dia mengakui bahwa dia termasuk salah satu dari sekian banyak orang yang terkena sihirnya.
Saya sengaja tidak menyinggung segala sisi buruk yang ada pada Maradona, biarlah..biarlah itu menjadi catatan tersendiri bagi anak ajaib kesayangan Presiden Argentina Carlos Maneem. Sebab catatan catatan buruk seperti kokain, prostitusi, penembakan terhadap wartawan, gol tangan tuhan, komentar-komentar miringnya tentang FIFA dan lain-lain itu merupakan manifestasi dari kemahabintangannya.Fenomena yang juga didapatkan pada bintang-bntang yang lain. Kalaupun itu dianggap keterlaluan biarlah itu menjadi kenakalannya yang kebablasan.Jadi lupakan sejenak kebrengsekannya, lupakan sejenak saja. Lalu lihatlah apa yang sudah ia berikan pada dunia sepak bola. Sejak kemunculannya di kejuaraan sepak bola Dunia yunior di tokyo Jepang tahun 1979 ( waktu itu Argentina sempat bertemu dengan tim yunior Indonesi yang diperkuat Bambang Nurdiansyah, Subangkit, Bambang sunarto dan kiper Endang tirtana. Hasilnya 5-0 untuk Maradona Cs ) sampai terakhir ia memperkuat kembali bekas klub lamanya yaitu Boca Junior, sudah 18 tahun lamanya ia mengabdi pada sepak bola. Jasanya pada sepak bola tidak bisa diremehkan. Dengan gayanya bermain dengan gol-gol indahnya dia telah memuaskan insan sepak bola dunia. Dan satu hal lagi dia adalah idola sepak bola setelah mutiara hitam dari Brazil Edson Arantes de Nascimento alias Pele memudar. Maradona adalah Magnetnya sepakbola sehingga sepakbola menjadi permainan yang digandrungi berjuta orang. Dia juga bisa dijadikan contoh atau kaca benggala bagi seluruh umat manusia, dijadikan contoh bagaimana seharusnya seseorang itu bersikap takkala seseorang sudah mencapai puncak ketenarannya, menjadi yang “ter”.
Maradona bisa dijadikan contoh betapa pentingnya self control agar tidak terpengaruh didalam ke fanaan yang panjang.
Tulisan ini juga sebagai ucapan selamat jalan untuk sang super star, atas nama sepak bola mengucapkan banyak terima kasih. Kapan lagi dunia bisa menyaksikan pegelaranmu? Barangkali saja nanti 5 tahun, 10 tahun atau 100 tahun lagi, jika ada seorang bocah bertubuh boncel, menggocek bola dengan kaki kidalnya, bernomer punggung 10, beranting permata di telinga kirinya dan menari Tango di lapangan, mungkin kerinduan itu akan terobati.tapi mana mungkin? Seorang bintang hanya lahir sekali..!
Adios Diego...Sayonara.

( Setelah beberapa tahun tulisan ini, saya melihat bintang baru dari Argentina sekilas mirip dengan Maradonan, namanya Lionel Messi.bintang pujaan klub Catalan Barcelona. Saya pribadi berharap Messi menjadi the new Maradona )

1 komentar:

fadhilla.fian mengatakan...

halloo pak benny..
bapak mantan anggota transferin fk unissula ya? kebetulan kami anggota transferin yg baru, sedang mencari info tentang sejarah transferin. setelah bertanya tanya ke angkatan dulu2 ternyata pada nggak tahu.
apa bapak bersedia memberi info bgmana sejarahnya?
terima kasih sebelumnya pak =)